Pasir putih di Pantai Ngandong sungguh elok. Saat matahari mulai menyingsing, ikan-ikan kecil berlarian di terumbu karang berlumut hijau, saat laut sedang surut. Pantai ini sayang jika dilewatkan dari agenda liburan.
Karena laut tak beriak, pantai ini cocok bagi wisatawan yang hendak berenang. Mereka juga bisa bersantai menimbun diri dalam pasir putih sambil menikmati deburan ombak kecil serta pemandangan pantai yang asyik.
Sayangnya, tidak banyak pelancong yang tahu akan keberadaan pantai ini. Sebab, letaknya tidak langsung menghadap jalan beraspal. Jalan menuju pantai ini menjadi satu dengan Pantai Sundak. Sebelum sampai di parkiran, belok ke kanan melewati jalan berbatu sekitar 100 meter.
Pantai Ngandong berada tepat di sebelah barat Pantai Sundak, delapan kilometer dari pos retribusi. Kebanyakan wisatawan memarkir kendaraannya di parkiran Pantai Sundak, berjalan kaki menuju Pantai Ngandong.
Pantai Ngandong pertama kali dibuka oleh nelayan pada 1998. Rujiman, 40, Ketua Kelompok Nelayan se-Gunungkidul bercerita, konon para nelayan tidak diperbolehkan berlabuh di Pantai Sundak. Alasannya, pantai itu khusus untuk berwisata. Lantas, para nelayan membuka lahan yang masih rawa lalu menamakannya Pantai Ngandong.
Awalnya hanya untuk pelabuhan dan tempat penjualan ikan, tapi lambat laun, banyak wisatawan yang kecantol akan keelokan pantai tak tak terlalu luas itu. “Istilahnya, Ngandong adalah kampung nelayan,” tutur Rujiman.
Di Pantai Ngandong, disediakan fasilitas penginapan satu rumah terdiri dari empat kamar dan rumah panggung yang kamarnya ber-AC. Saat mentari mulai beranjak, laut surut. Ikan-ikan akan berkerumun di bibir pantai. Pemandangannya pun sungguh mengesankan. Anda juga bisa berenang di lautan yang tenang.
Siang hari, air laut mulai pasang. Saatnya menikmati pemandangan karang di tengah laut layaknya teluk dari kejauhan. Pengunjung bisa sambil duduk di kursi-kursi yang disediakan para pemilik warung makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar